Selasa, 26 Mei 2015

Sejarah pecinta alam



Kepecinta Alaman
Sir John Ford “ belajar di alam bebas, memungkinkan lahirnya pemimpin”.
Definisi Pecinta alam. Membicarakan tentang Pecinta Alam dalam arti yang tepat/pas sangatlah berat.  Pecinta Alam merupakan sebuah entitas yang sangat komplek, sehingga sangat sulit memberi batasan dalam pengertiannya. Meskipun demikian, perlu juga dijelaskan apa/siapa Pecinta Alam itu, walaupun nantinya belum tentu semua pihak dapat
menerima pengertian ini, namun paling tidak upaya telah dilakukan. Kalau dilihat dari segi motivasi pelakunya, sangat banyak variasinya, ada yang sekedar rileksasi, hobi, rekreasi, menambah wawasan agar mempertebal keimanan kepada tuhan, ada sebagai petualangan, ada yang untuk penelitian dan banyak motivasi lainnya. Sebelum pembahasan lebih lanjut perlu dipahami terlebih dahulu epistemologi dari “Pecinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pecinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191).Kata alam merupakan serapan dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam
satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22).Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’ kira-kira begitu.
Sejarah pecinta alam
Lagi-lagi, berbicara tentang Pecinta Alam, maka tidak akan terlepas dari sejarah
Mapala UI-tanpa bermaksud mengkultuskannya-karena kata “Pecinta Alam” pertama kali digunakan sebagai sebuah nama adalah mapala UI, Pencinta alam yang pendirianya di motori oleh almarhum Soe Hok Gie, Herman Lantang dan kawan-kawan di era 60-an yang nantinya istilah itu, memberi beban berat generasi-generasi berikutnya untuk dapat mengidealkan Pecinta Alam.
Di era 60-an memang terjadi pergolakan masa transisi kemerdekaan. Invansi
politik praktis diluar kampus Universitas Indonesia lewat organisasi dan kesatuan aksi mahasiswa dari berbagai atribut dan ideologinya berusaha memasuki Universitas.
Namun, Almarhum Soe dan rekan-rekannya tidak peduli dan menjadi kelompok yang tidak memihak dengan kemelut politik saat itu. Mereka lari ke gunung dan pergi ke tempat-tempat sepi terpencil, sebagai kegiatan alternatif. Kebersamaan dan pengalaman itulah lahir istilah pencinta alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Prajnaparamita FSUI. Di Tahun 1971 nama Prajnaparamita dilepas diganti
dengan Mapala UI. Selain sebagai akronim, Mahasiswa Pecinta Alam, Mapala juga berarti “berhasil dan berbuah”. Kenapa naik gunung dan ke alam bebas, karena menurut Soe Hok Gie dengan itu akan merasa dekat dan mengenal Tanah Air beserta pada penduduknya, sehingga akan menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme.
Sebenarnya tradisi naik gunung dan ke alam merupakan tradisi purba. Mulai dari Nabi-nabi(Islam), hingga para raja-raja jawa dan pendeta-pendeta hinduisme. Mungkin itulah yang mengisnpirasi Soe Hok Gie dan para generesi-generasi terdahulu. Alhasil bangsa yang euforia ini, akhirnya sekarang banyak bermunculan organisasi pencinta alam baik dari kampus dan diluar kampus, bahkan freeline.
Falsafah kepecintaalaman
Keunikan Indonesia adalah pada komunitas pecinta alam. Konsep pecinta alam
itu sangat ideal sekali, saking idealnya tiap-tiap generasi selalu mengalami tantangan untuk mendefinisikan ulang makna pecinta alam itu. Di luar negeri tidak ada kelompok dengan konsep seperti pecinta alam, jika kita maknai pecinta alam itu sebagai petualang sekaligus pemerhati lingkungan, bahkan ada yang memaknai dengan suluk sufi, bagi pecinta alam yang mempunyai background agamis. Di luar negeri hanya ada kelompok petualang saja atau pemerhati lingkungan saja semisal green piece yang konsen di lingkungan. Namun berkat keintelektualan Generasi 60-an terciptalah istilah
 “Pecinta Alam” meskipun dalam realitanya masih tarik ulur mengenai definisinya.
Mapala sebagai petualang, maka akan dimaknai selalu menyukai tantangan yang memacu adrenaline, yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk membentuk mental yang kuat dalam menjalani hidup, sekaligus teknik bertahan hidup dengan ilmu survivalnya. Sedangkan sebagai pemerhati lingkungan, Pecinta Alam akan dimaknai dengan selalu melakukan kajian ilmiah, penelitian, observasi, pelestarian lingkungan, bahkan sampai pada pengabdian kepada masyarakat, karena dianggap masyarakat biasanya dekat dengan Alam.



Ada beberapa prinsip atau kriteria dalam mencintai alam:
1.     Mengagumi, menyayangi, dan menyayangi alam,
2.     Menjaga, memelihara, mempertahankan, serta memperbaiki alam,
3.     Memanfaatkan, mengambil makanan dan hasil yang dibutuhkan dari alam dengan tidak meninggalkan jejak negatif,
4.     Menyadari, menghayati, dan mengamalkan sepenuhnya kerja antar sesamakomponen alam yang saling bergantung.
Klasifikasi pecinta alam berdasarkan tujuan :
1.     Kelompok yang interest atau yang lebih berorientasi kepada kegiatan adventures,
2.     Kelompok yang hanya ingin mencari teman atau tempat untuk nongkrong,
3.     Kelompok yang interest pada keorganisasian,
4.     Kelompok yang interest pada lingkungan hidup
Kegiatan kepecinta alaman
1.     Ilmiah; kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan dengan menggunakan daya nalar untuk kepentingan lingkungan hidup
2.     Sosial; kegiatan yang berorientasi pada pengabdian masyarakat
3.     Olahraga; berbentuk olahraga kepecinta alaman meliputi Mountenering(GH), Rock Climbing(Panjat Tebing), Rafting(Arung Jeram), Caving (Penelusuran Goa).
4.     Rekreasi; menikmati, menghayati dan mensyukuri keindahan alam ciptaan Allah SWT
Tujuan dari berorganisasi di pecinta alam mencakup beberapa hal:
Memupuk patriotisme yang sehat dikalangan anggotanya. Hal ini dapat dicapai dengan dapat beradaptasi dengan alam masyarakat atau rakyat kebanyakan.
Memang tekad yang mendasari pendirian organisasinya ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi atau poster-poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mendidik para anggotanya baik mental maupun fisik. Di sini juga ditekankan
aspek edukasi tanah air secara aktif dekat.Mencapai semangat gotong-royong dan kesadaran social, ilmiah.Untuk Organisasi di Perguruan Tinggi biasanya akan menyelaraskan dengan almameternya, misalnya di bawah UIN atau Univ. Muhammadiyah, dll



Organisasi Pecinta Alam
Setelah menyepakati tindakan mencintai alam tidak terlalu sulit mengatakan
siapa pecinta alam dan seharusnya organisasi pecinta alam adalah organisasi yang menghimpun para pencinta alam sebagai anggotanya.
Secara umum organisasi adalah sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sejumlah orang berarti lebih dari satu orang atau individu. Sedangkan untuk bekerja sama sejumlah orang tersebut harus ada aturan mainnya agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Aturan main tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
Persyaratan yang paling umum harus dipenuhi oleh suatu organisasi Pecinta Alam :
1.     Berdasarkan Pancasila,
2.     Menjadikan Kode Etik Pecinta Alam sebagai landasan hubungan,
3.     Tujuan tidak bertentangan dengan Perundangan-undangan yang ada,
4.     Ada alamat jelas, dan mudah dihubungi,
5.     Ada AD/ARTnya (AD:anggaran dasar/ART:anggaran rumah tangga)
6.     Ada nama jelas dan tidak mengundang masalah dari pihak lain,
7.     Ada lambang organisasi(bendera, stampel, badge dan perlengkapan lain)
8.     Tidak merupakan anak atau menjadi bawahan salah satu organisasi politik(underbow)
9.     Ada pengakuan dari pihak lain/luar (de facto & de jure)
Dalam realitas perkembanganya Organisasi yang bergerak dibidang lingkungan&/petualangan  membentuk  kumpulan  sendiri-sendiri  yang  umumnya  disesuaikan dengan kondisi anggota dan latar belakang para pendirinya. Adapun Jenis-jenisnya antara lain :
1.     Kelompok Pecinta Alam(KPA)/Organisasi Pecinta Alam(OPA)
Organisasi yang tergolong dalam criteria ini adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak terikat atau berada dibawah instansi/lembaga tertentu, dalam artian independent. Contoh: Young Pioner
2.     Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
Jenis ini adalah kumpulan dari organisasi yang berada di bawah instansi Perguruan Tinggi, meskipun dalam realitasnya banyak yang tidak menggunakan nama MAPALA.
3.     Sispala (Siswa Pecinta ALam)
Sesuai  dengan  namanya  organisasi/kelompok  ini  biasanya  berisikan  dari siswa-siswa SLTA/sederajat.




4.     Club
Termasuk didalamnya adalah Club-clup panjat, club-club pendaki dan Petualang. Meskipun dalam komunitas Pecinta Alam umumnya masih terjadi perdebatan tentang eksistensi mereka, sebagian besar menganggap mereka bukanlah bagian dari Pecinta Alam dan sebagian berpendapat sebaliknya.
5.     LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat, banyak sekali lembaga-lembaga yang bergerak dibidang lingkungan dan banyak yang bekerja sama dengan Pecinta Alam. Namun juga ada bedanya dengan Pecinta Alam disamping bergerak dibidang lingkungan juga bergerak dibidang petualangan. LSM-LSM kebanyakan lebih bergerak dibidang observasi, penyelamatan flora fauna, advokasi masyarakat, dll. Seperti halnya WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)
6.     Freeline
Mereka ini sebenarnya bukan kelompok atau organisasi, tapi merupakan individu-individu yang mengklaim bahwa dirinya adalah pecinta alam atau pendaki gunung. Namun bukan berarti keberadaan mereka dianggap bukan sebagai pecinta alam, hanya saja mereka tidak ada struktur yang terorganisir secara sistematis.
Demi untuk pengembangan segala aktifitasnya, organisasi pecinta alam membentuk forum-forum yang bertujuan untuk menyatukan pemahaman. Karena pecinta alam sangat unik, tidak ada pecinta alam yang membawahi pecinta alam, tidak ada pengurus tingkat pusat ataupun wilayah. Adapun forum-forum tersebut dikemas dalam sebuah giantan antaranya:
1.     Forum Gladian Nasional Pecinta ALam Indonesia (GLADNAS)
Forum ini membicarakan tentang isu-isu lingkungan, keorganisasian Pecinta Alam, dan juga latihan-latihan dalam hubunganya dengan aktifitas petualangan dan conservasi. Adapun pesertanya bisa dari KPA/OPA, MAPALA, Sispala, Freeline, dll.
2.     Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM)
Mapala tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia.Forum ini dalam kegiatannya tidak jauh berbeda dengan GLADNAS, hanya saja dalam lingkup pesertanya yang membedakan. Peserta hanya dari delegasi MAPALA tingkat Perguruan Tinggi
3.     Muktamar dan Kenal Medan (MKM); Jambore; dan sejenisnyaSeperti halnya GLADNAS dan MKM, kegiatanya tidak jauh berbeda, hanya saja akan terfokus pada permasalahannya dari pesertanya. Adapun peserta MKM itu hanya dari MAPALA tingkat Perguruan TinggiNegeri seindonesia
4.     Forum Silaturahmi MAPALA; duta wilisMerupakan salah satu contoh forum Mapala tingkat Kota atau wilayah, yang bentuknya akan menyesuaikan kebutuhan daerah masing-masing.
5.     Latihan Gabungan/Latihan Bersama
Kegiatan ini bersifat latihan bersama yang tujuanya biasanya untuk konsolidasi, silaturahmi, dan yang paling penting adalah pertukaran ilmu di dunia Pecinta Alam

1 komentar:

  1. Sangat bermanfaat
    Maaf saya ninggalin jejak
    Mampir ya kalau ada waktu
    Https://pramukamuda2.blogspot.com

    BalasHapus