Kepecinta Alaman
Sir John Ford “ belajar di
alam bebas, memungkinkan lahirnya pemimpin”.
Definisi Pecinta alam. Membicarakan
tentang Pecinta Alam dalam arti yang tepat/pas sangatlah berat. Pecinta Alam merupakan sebuah entitas yang
sangat komplek, sehingga sangat sulit memberi batasan dalam pengertiannya.
Meskipun demikian, perlu juga dijelaskan apa/siapa Pecinta Alam itu, walaupun
nantinya belum tentu semua pihak dapat
menerima pengertian ini,
namun paling tidak upaya telah dilakukan. Kalau dilihat dari segi motivasi
pelakunya, sangat banyak variasinya, ada yang sekedar rileksasi, hobi, rekreasi,
menambah wawasan agar mempertebal keimanan kepada tuhan, ada sebagai petualangan,
ada yang untuk penelitian dan banyak motivasi lainnya. Sebelum pembahasan lebih
lanjut perlu dipahami terlebih dahulu epistemologi dari “Pecinta Alam”. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1]
‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ;
[3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’
(1993 -190). Yang artinya pecinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191).Kata
alam merupakan serapan dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga
mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan
dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk
dalam
satu lingkungan dan
dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya
yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di
dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah
; negeri ‘ (h.22).Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta
alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’ kira-kira begitu.
Sejarah pecinta alam
Lagi-lagi, berbicara
tentang Pecinta Alam, maka tidak akan terlepas dari sejarah
Mapala UI-tanpa bermaksud
mengkultuskannya-karena kata “Pecinta Alam” pertama kali digunakan sebagai
sebuah nama adalah mapala UI, Pencinta alam yang pendirianya di motori oleh
almarhum Soe Hok Gie, Herman Lantang dan kawan-kawan di era 60-an yang nantinya
istilah itu, memberi beban berat generasi-generasi berikutnya untuk dapat
mengidealkan Pecinta Alam.
Di era 60-an memang
terjadi pergolakan masa transisi kemerdekaan. Invansi
politik praktis diluar
kampus Universitas Indonesia lewat organisasi dan kesatuan aksi mahasiswa dari
berbagai atribut dan ideologinya berusaha memasuki Universitas.
Namun, Almarhum Soe dan
rekan-rekannya tidak peduli dan menjadi kelompok yang tidak memihak dengan
kemelut politik saat itu. Mereka lari ke gunung dan pergi ke tempat-tempat sepi
terpencil, sebagai kegiatan alternatif. Kebersamaan dan pengalaman itulah lahir
istilah pencinta alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Prajnaparamita
FSUI. Di Tahun 1971 nama Prajnaparamita dilepas diganti
dengan Mapala UI. Selain
sebagai akronim, Mahasiswa Pecinta Alam, Mapala juga berarti “berhasil dan
berbuah”. Kenapa naik gunung dan ke alam bebas, karena menurut Soe Hok Gie
dengan itu akan merasa dekat dan mengenal Tanah Air beserta pada penduduknya,
sehingga akan menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme.
Sebenarnya tradisi naik
gunung dan ke alam merupakan tradisi purba. Mulai dari Nabi-nabi(Islam), hingga
para raja-raja jawa dan pendeta-pendeta hinduisme. Mungkin itulah yang
mengisnpirasi Soe Hok Gie dan para generesi-generasi terdahulu. Alhasil bangsa
yang euforia ini, akhirnya sekarang banyak bermunculan organisasi pencinta alam
baik dari kampus dan diluar kampus, bahkan freeline.
Falsafah kepecintaalaman
Keunikan Indonesia adalah
pada komunitas pecinta alam. Konsep pecinta alam
itu sangat ideal sekali,
saking idealnya tiap-tiap generasi selalu mengalami tantangan untuk
mendefinisikan ulang makna pecinta alam itu. Di luar negeri tidak ada kelompok dengan
konsep seperti pecinta alam, jika kita maknai pecinta alam itu sebagai
petualang sekaligus pemerhati lingkungan, bahkan ada yang memaknai dengan suluk
sufi, bagi pecinta alam yang mempunyai background agamis. Di luar negeri hanya
ada kelompok petualang saja atau pemerhati lingkungan saja semisal green piece
yang konsen di lingkungan. Namun berkat keintelektualan Generasi 60-an
terciptalah istilah
“Pecinta Alam” meskipun dalam realitanya masih
tarik ulur mengenai definisinya.
Mapala sebagai petualang,
maka akan dimaknai selalu menyukai tantangan yang memacu adrenaline, yang pada
akhirnya akan bermanfaat untuk membentuk mental yang kuat dalam menjalani
hidup, sekaligus teknik bertahan hidup dengan ilmu survivalnya. Sedangkan
sebagai pemerhati lingkungan, Pecinta Alam akan dimaknai dengan selalu
melakukan kajian ilmiah, penelitian, observasi, pelestarian lingkungan, bahkan
sampai pada pengabdian kepada masyarakat, karena dianggap masyarakat biasanya
dekat dengan Alam.
Ada
beberapa prinsip atau kriteria dalam mencintai alam:
1. Mengagumi, menyayangi, dan menyayangi alam,
2. Menjaga, memelihara, mempertahankan, serta memperbaiki
alam,
3. Memanfaatkan, mengambil makanan dan hasil yang
dibutuhkan dari alam dengan tidak meninggalkan jejak negatif,
4. Menyadari, menghayati, dan mengamalkan sepenuhnya
kerja antar sesamakomponen alam yang saling bergantung.
Klasifikasi pecinta alam
berdasarkan tujuan :
1. Kelompok yang interest atau yang lebih berorientasi
kepada kegiatan adventures,
2. Kelompok yang hanya ingin mencari teman atau tempat
untuk nongkrong,
3. Kelompok yang interest pada keorganisasian,
4. Kelompok yang interest pada lingkungan hidup
Kegiatan
kepecinta alaman
1. Ilmiah; kegiatan penelitian, pengembangan dan
penerapan dengan menggunakan daya nalar untuk kepentingan lingkungan hidup
2. Sosial; kegiatan yang berorientasi pada pengabdian
masyarakat
3. Olahraga; berbentuk olahraga kepecinta alaman meliputi
Mountenering(GH), Rock Climbing(Panjat Tebing), Rafting(Arung Jeram), Caving
(Penelusuran Goa).
4. Rekreasi; menikmati, menghayati dan mensyukuri
keindahan alam ciptaan Allah SWT
Tujuan dari berorganisasi
di pecinta alam mencakup beberapa hal:
Memupuk patriotisme yang
sehat dikalangan anggotanya. Hal ini dapat dicapai dengan dapat beradaptasi
dengan alam masyarakat atau rakyat kebanyakan.
Memang tekad yang
mendasari pendirian organisasinya ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme
yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi atau
poster-poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi
yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan masyarakat
Indonesia pada umumnya.
Mendidik para anggotanya
baik mental maupun fisik. Di sini juga ditekankan
aspek edukasi tanah air
secara aktif dekat.Mencapai semangat gotong-royong dan kesadaran social, ilmiah.Untuk
Organisasi di Perguruan Tinggi biasanya akan menyelaraskan dengan almameternya,
misalnya di bawah UIN atau Univ. Muhammadiyah, dll
Organisasi Pecinta Alam
Setelah menyepakati
tindakan mencintai alam tidak terlalu sulit mengatakan
siapa pecinta alam dan
seharusnya organisasi pecinta alam adalah organisasi yang menghimpun para pencinta alam
sebagai anggotanya.
Secara umum organisasi adalah sejumlah orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Sejumlah orang berarti lebih dari satu orang atau
individu. Sedangkan untuk bekerja sama sejumlah orang tersebut harus ada aturan
mainnya agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Aturan main tersebut ada yang
tertulis dan ada yang tidak tertulis.
Persyaratan
yang paling umum harus dipenuhi oleh suatu organisasi Pecinta Alam :
1. Berdasarkan Pancasila,
2. Menjadikan Kode Etik Pecinta Alam sebagai landasan
hubungan,
3. Tujuan tidak bertentangan dengan Perundangan-undangan
yang ada,
4. Ada alamat jelas, dan mudah dihubungi,
5. Ada AD/ARTnya (AD:anggaran dasar/ART:anggaran rumah
tangga)
6. Ada nama jelas dan tidak mengundang masalah dari pihak
lain,
7. Ada lambang organisasi(bendera, stampel, badge dan
perlengkapan lain)
8. Tidak merupakan anak atau menjadi bawahan salah satu
organisasi politik(underbow)
9. Ada pengakuan dari pihak lain/luar (de facto & de
jure)
Dalam realitas perkembanganya
Organisasi yang bergerak dibidang lingkungan&/petualangan membentuk
kumpulan sendiri-sendiri yang
umumnya disesuaikan dengan
kondisi anggota dan latar belakang para pendirinya. Adapun Jenis-jenisnya
antara lain :
1. Kelompok Pecinta Alam(KPA)/Organisasi Pecinta
Alam(OPA)
Organisasi
yang tergolong dalam criteria ini adalah organisasi yang berdiri sendiri dan
tidak terikat atau berada dibawah instansi/lembaga tertentu, dalam artian
independent. Contoh: Young Pioner
2. Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
Jenis
ini adalah kumpulan dari organisasi yang berada di bawah instansi Perguruan
Tinggi, meskipun dalam realitasnya banyak yang tidak menggunakan nama MAPALA.
3. Sispala (Siswa Pecinta ALam)
Sesuai dengan
namanya organisasi/kelompok ini
biasanya berisikan dari siswa-siswa SLTA/sederajat.
4. Club
Termasuk
didalamnya adalah Club-clup panjat, club-club pendaki dan Petualang. Meskipun
dalam komunitas Pecinta Alam umumnya masih terjadi perdebatan tentang
eksistensi mereka, sebagian besar menganggap mereka bukanlah bagian dari
Pecinta Alam dan sebagian berpendapat sebaliknya.
5. LSM
Lembaga
Swadaya Masyarakat, banyak sekali lembaga-lembaga yang bergerak dibidang
lingkungan dan banyak yang bekerja sama dengan Pecinta Alam. Namun juga ada
bedanya dengan Pecinta Alam disamping bergerak dibidang lingkungan juga
bergerak dibidang petualangan. LSM-LSM kebanyakan lebih bergerak dibidang
observasi, penyelamatan flora fauna, advokasi masyarakat, dll. Seperti halnya
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)
6. Freeline
Mereka
ini sebenarnya bukan kelompok atau organisasi, tapi merupakan individu-individu
yang mengklaim bahwa dirinya adalah pecinta alam atau pendaki gunung. Namun
bukan berarti keberadaan mereka dianggap bukan sebagai pecinta alam, hanya saja
mereka tidak ada struktur yang terorganisir secara sistematis.
Demi untuk pengembangan
segala aktifitasnya, organisasi pecinta alam membentuk forum-forum yang
bertujuan untuk menyatukan pemahaman. Karena pecinta alam sangat unik, tidak
ada pecinta alam yang membawahi pecinta alam, tidak ada pengurus tingkat pusat
ataupun wilayah. Adapun forum-forum tersebut dikemas
dalam sebuah giantan antaranya:
1. Forum Gladian Nasional Pecinta ALam Indonesia
(GLADNAS)
Forum
ini membicarakan tentang isu-isu lingkungan, keorganisasian Pecinta Alam, dan
juga latihan-latihan dalam hubunganya dengan aktifitas petualangan dan
conservasi. Adapun pesertanya bisa dari KPA/OPA, MAPALA, Sispala, Freeline,
dll.
2. Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM)
Mapala
tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia.Forum ini dalam kegiatannya tidak jauh
berbeda dengan GLADNAS, hanya saja dalam lingkup pesertanya yang membedakan.
Peserta hanya dari delegasi MAPALA tingkat Perguruan Tinggi
3. Muktamar dan Kenal Medan (MKM); Jambore; dan
sejenisnyaSeperti halnya GLADNAS dan MKM, kegiatanya tidak jauh berbeda, hanya
saja akan terfokus pada permasalahannya dari pesertanya. Adapun peserta MKM itu
hanya dari MAPALA tingkat Perguruan TinggiNegeri seindonesia
4. Forum Silaturahmi MAPALA; duta wilisMerupakan salah satu
contoh forum Mapala tingkat Kota atau wilayah, yang bentuknya akan menyesuaikan
kebutuhan daerah masing-masing.
5. Latihan Gabungan/Latihan Bersama
Kegiatan
ini bersifat latihan bersama yang tujuanya biasanya untuk konsolidasi,
silaturahmi, dan yang paling penting adalah pertukaran ilmu di dunia Pecinta
Alam
Sangat bermanfaat
BalasHapusMaaf saya ninggalin jejak
Mampir ya kalau ada waktu
Https://pramukamuda2.blogspot.com