Minggu, 31 Mei 2015

Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Latar Belakang 
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat
Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam
atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat Indonesia.
Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.
Prinsip Utama 
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian
bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)
Langkah-langkah Dasar 
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway –
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat
Algortima Dasar PPGD 
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust
Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah)
15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah)
16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik.
17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung
18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
c.Bantuan sudah datang
d.Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien :
a.Denyut nadi >100 kali per menit
b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)
7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

Nafas Buatan 

Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )

Pijat Jantung

Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)
Prosedur pijat jantung :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
Satu Dua Tiga EmpatSATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)

Perlindungan Diri Penolong

Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien
2.Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.
Penutup
Sekian tulisan ini penulis buat, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dapat di alamatkan keemail.etja@gmail.com Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan terutama untuk penulis sendiri
Acknowledgements
Gambar-gambar yang digunakan pada tulisan ini didapat dari situs :




Selasa, 26 Mei 2015

Sejarah pecinta alam



Kepecinta Alaman
Sir John Ford “ belajar di alam bebas, memungkinkan lahirnya pemimpin”.
Definisi Pecinta alam. Membicarakan tentang Pecinta Alam dalam arti yang tepat/pas sangatlah berat.  Pecinta Alam merupakan sebuah entitas yang sangat komplek, sehingga sangat sulit memberi batasan dalam pengertiannya. Meskipun demikian, perlu juga dijelaskan apa/siapa Pecinta Alam itu, walaupun nantinya belum tentu semua pihak dapat
menerima pengertian ini, namun paling tidak upaya telah dilakukan. Kalau dilihat dari segi motivasi pelakunya, sangat banyak variasinya, ada yang sekedar rileksasi, hobi, rekreasi, menambah wawasan agar mempertebal keimanan kepada tuhan, ada sebagai petualangan, ada yang untuk penelitian dan banyak motivasi lainnya. Sebelum pembahasan lebih lanjut perlu dipahami terlebih dahulu epistemologi dari “Pecinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pecinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191).Kata alam merupakan serapan dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam
satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22).Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’ kira-kira begitu.
Sejarah pecinta alam
Lagi-lagi, berbicara tentang Pecinta Alam, maka tidak akan terlepas dari sejarah
Mapala UI-tanpa bermaksud mengkultuskannya-karena kata “Pecinta Alam” pertama kali digunakan sebagai sebuah nama adalah mapala UI, Pencinta alam yang pendirianya di motori oleh almarhum Soe Hok Gie, Herman Lantang dan kawan-kawan di era 60-an yang nantinya istilah itu, memberi beban berat generasi-generasi berikutnya untuk dapat mengidealkan Pecinta Alam.
Di era 60-an memang terjadi pergolakan masa transisi kemerdekaan. Invansi
politik praktis diluar kampus Universitas Indonesia lewat organisasi dan kesatuan aksi mahasiswa dari berbagai atribut dan ideologinya berusaha memasuki Universitas.
Namun, Almarhum Soe dan rekan-rekannya tidak peduli dan menjadi kelompok yang tidak memihak dengan kemelut politik saat itu. Mereka lari ke gunung dan pergi ke tempat-tempat sepi terpencil, sebagai kegiatan alternatif. Kebersamaan dan pengalaman itulah lahir istilah pencinta alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Prajnaparamita FSUI. Di Tahun 1971 nama Prajnaparamita dilepas diganti
dengan Mapala UI. Selain sebagai akronim, Mahasiswa Pecinta Alam, Mapala juga berarti “berhasil dan berbuah”. Kenapa naik gunung dan ke alam bebas, karena menurut Soe Hok Gie dengan itu akan merasa dekat dan mengenal Tanah Air beserta pada penduduknya, sehingga akan menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme.
Sebenarnya tradisi naik gunung dan ke alam merupakan tradisi purba. Mulai dari Nabi-nabi(Islam), hingga para raja-raja jawa dan pendeta-pendeta hinduisme. Mungkin itulah yang mengisnpirasi Soe Hok Gie dan para generesi-generasi terdahulu. Alhasil bangsa yang euforia ini, akhirnya sekarang banyak bermunculan organisasi pencinta alam baik dari kampus dan diluar kampus, bahkan freeline.
Falsafah kepecintaalaman
Keunikan Indonesia adalah pada komunitas pecinta alam. Konsep pecinta alam
itu sangat ideal sekali, saking idealnya tiap-tiap generasi selalu mengalami tantangan untuk mendefinisikan ulang makna pecinta alam itu. Di luar negeri tidak ada kelompok dengan konsep seperti pecinta alam, jika kita maknai pecinta alam itu sebagai petualang sekaligus pemerhati lingkungan, bahkan ada yang memaknai dengan suluk sufi, bagi pecinta alam yang mempunyai background agamis. Di luar negeri hanya ada kelompok petualang saja atau pemerhati lingkungan saja semisal green piece yang konsen di lingkungan. Namun berkat keintelektualan Generasi 60-an terciptalah istilah
 “Pecinta Alam” meskipun dalam realitanya masih tarik ulur mengenai definisinya.
Mapala sebagai petualang, maka akan dimaknai selalu menyukai tantangan yang memacu adrenaline, yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk membentuk mental yang kuat dalam menjalani hidup, sekaligus teknik bertahan hidup dengan ilmu survivalnya. Sedangkan sebagai pemerhati lingkungan, Pecinta Alam akan dimaknai dengan selalu melakukan kajian ilmiah, penelitian, observasi, pelestarian lingkungan, bahkan sampai pada pengabdian kepada masyarakat, karena dianggap masyarakat biasanya dekat dengan Alam.



Ada beberapa prinsip atau kriteria dalam mencintai alam:
1.     Mengagumi, menyayangi, dan menyayangi alam,
2.     Menjaga, memelihara, mempertahankan, serta memperbaiki alam,
3.     Memanfaatkan, mengambil makanan dan hasil yang dibutuhkan dari alam dengan tidak meninggalkan jejak negatif,
4.     Menyadari, menghayati, dan mengamalkan sepenuhnya kerja antar sesamakomponen alam yang saling bergantung.
Klasifikasi pecinta alam berdasarkan tujuan :
1.     Kelompok yang interest atau yang lebih berorientasi kepada kegiatan adventures,
2.     Kelompok yang hanya ingin mencari teman atau tempat untuk nongkrong,
3.     Kelompok yang interest pada keorganisasian,
4.     Kelompok yang interest pada lingkungan hidup
Kegiatan kepecinta alaman
1.     Ilmiah; kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan dengan menggunakan daya nalar untuk kepentingan lingkungan hidup
2.     Sosial; kegiatan yang berorientasi pada pengabdian masyarakat
3.     Olahraga; berbentuk olahraga kepecinta alaman meliputi Mountenering(GH), Rock Climbing(Panjat Tebing), Rafting(Arung Jeram), Caving (Penelusuran Goa).
4.     Rekreasi; menikmati, menghayati dan mensyukuri keindahan alam ciptaan Allah SWT
Tujuan dari berorganisasi di pecinta alam mencakup beberapa hal:
Memupuk patriotisme yang sehat dikalangan anggotanya. Hal ini dapat dicapai dengan dapat beradaptasi dengan alam masyarakat atau rakyat kebanyakan.
Memang tekad yang mendasari pendirian organisasinya ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi atau poster-poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mendidik para anggotanya baik mental maupun fisik. Di sini juga ditekankan
aspek edukasi tanah air secara aktif dekat.Mencapai semangat gotong-royong dan kesadaran social, ilmiah.Untuk Organisasi di Perguruan Tinggi biasanya akan menyelaraskan dengan almameternya, misalnya di bawah UIN atau Univ. Muhammadiyah, dll



Organisasi Pecinta Alam
Setelah menyepakati tindakan mencintai alam tidak terlalu sulit mengatakan
siapa pecinta alam dan seharusnya organisasi pecinta alam adalah organisasi yang menghimpun para pencinta alam sebagai anggotanya.
Secara umum organisasi adalah sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sejumlah orang berarti lebih dari satu orang atau individu. Sedangkan untuk bekerja sama sejumlah orang tersebut harus ada aturan mainnya agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Aturan main tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
Persyaratan yang paling umum harus dipenuhi oleh suatu organisasi Pecinta Alam :
1.     Berdasarkan Pancasila,
2.     Menjadikan Kode Etik Pecinta Alam sebagai landasan hubungan,
3.     Tujuan tidak bertentangan dengan Perundangan-undangan yang ada,
4.     Ada alamat jelas, dan mudah dihubungi,
5.     Ada AD/ARTnya (AD:anggaran dasar/ART:anggaran rumah tangga)
6.     Ada nama jelas dan tidak mengundang masalah dari pihak lain,
7.     Ada lambang organisasi(bendera, stampel, badge dan perlengkapan lain)
8.     Tidak merupakan anak atau menjadi bawahan salah satu organisasi politik(underbow)
9.     Ada pengakuan dari pihak lain/luar (de facto & de jure)
Dalam realitas perkembanganya Organisasi yang bergerak dibidang lingkungan&/petualangan  membentuk  kumpulan  sendiri-sendiri  yang  umumnya  disesuaikan dengan kondisi anggota dan latar belakang para pendirinya. Adapun Jenis-jenisnya antara lain :
1.     Kelompok Pecinta Alam(KPA)/Organisasi Pecinta Alam(OPA)
Organisasi yang tergolong dalam criteria ini adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak terikat atau berada dibawah instansi/lembaga tertentu, dalam artian independent. Contoh: Young Pioner
2.     Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
Jenis ini adalah kumpulan dari organisasi yang berada di bawah instansi Perguruan Tinggi, meskipun dalam realitasnya banyak yang tidak menggunakan nama MAPALA.
3.     Sispala (Siswa Pecinta ALam)
Sesuai  dengan  namanya  organisasi/kelompok  ini  biasanya  berisikan  dari siswa-siswa SLTA/sederajat.




4.     Club
Termasuk didalamnya adalah Club-clup panjat, club-club pendaki dan Petualang. Meskipun dalam komunitas Pecinta Alam umumnya masih terjadi perdebatan tentang eksistensi mereka, sebagian besar menganggap mereka bukanlah bagian dari Pecinta Alam dan sebagian berpendapat sebaliknya.
5.     LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat, banyak sekali lembaga-lembaga yang bergerak dibidang lingkungan dan banyak yang bekerja sama dengan Pecinta Alam. Namun juga ada bedanya dengan Pecinta Alam disamping bergerak dibidang lingkungan juga bergerak dibidang petualangan. LSM-LSM kebanyakan lebih bergerak dibidang observasi, penyelamatan flora fauna, advokasi masyarakat, dll. Seperti halnya WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)
6.     Freeline
Mereka ini sebenarnya bukan kelompok atau organisasi, tapi merupakan individu-individu yang mengklaim bahwa dirinya adalah pecinta alam atau pendaki gunung. Namun bukan berarti keberadaan mereka dianggap bukan sebagai pecinta alam, hanya saja mereka tidak ada struktur yang terorganisir secara sistematis.
Demi untuk pengembangan segala aktifitasnya, organisasi pecinta alam membentuk forum-forum yang bertujuan untuk menyatukan pemahaman. Karena pecinta alam sangat unik, tidak ada pecinta alam yang membawahi pecinta alam, tidak ada pengurus tingkat pusat ataupun wilayah. Adapun forum-forum tersebut dikemas dalam sebuah giantan antaranya:
1.     Forum Gladian Nasional Pecinta ALam Indonesia (GLADNAS)
Forum ini membicarakan tentang isu-isu lingkungan, keorganisasian Pecinta Alam, dan juga latihan-latihan dalam hubunganya dengan aktifitas petualangan dan conservasi. Adapun pesertanya bisa dari KPA/OPA, MAPALA, Sispala, Freeline, dll.
2.     Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM)
Mapala tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia.Forum ini dalam kegiatannya tidak jauh berbeda dengan GLADNAS, hanya saja dalam lingkup pesertanya yang membedakan. Peserta hanya dari delegasi MAPALA tingkat Perguruan Tinggi
3.     Muktamar dan Kenal Medan (MKM); Jambore; dan sejenisnyaSeperti halnya GLADNAS dan MKM, kegiatanya tidak jauh berbeda, hanya saja akan terfokus pada permasalahannya dari pesertanya. Adapun peserta MKM itu hanya dari MAPALA tingkat Perguruan TinggiNegeri seindonesia
4.     Forum Silaturahmi MAPALA; duta wilisMerupakan salah satu contoh forum Mapala tingkat Kota atau wilayah, yang bentuknya akan menyesuaikan kebutuhan daerah masing-masing.
5.     Latihan Gabungan/Latihan Bersama
Kegiatan ini bersifat latihan bersama yang tujuanya biasanya untuk konsolidasi, silaturahmi, dan yang paling penting adalah pertukaran ilmu di dunia Pecinta Alam